Berletih-letih di Dunia, Beristirahat di Surga
Ibnul Jauzi رحمه الله berkata:
“Wahai jiwa, berletih-letihlah sedikit (dalam beramal shalih), maka engkau akan banyak beristirahat di Surga Firdaus.” (Al-Mawaizh, hal. 157)
Makna dan Penjelasan
Kalimat ini mengandung motivasi spiritual yang sangat kuat. Ibnul Jauzi mengingatkan bahwa:
- Dunia ini bukan tempat istirahat, tetapi ladang amal.
- Jalan menuju surga memang berisi perjuangan, kesabaran, dan ketekunan.
- Tapi letih sesaat di dunia akan diganti dengan kenikmatan abadi di akhirat.
Pesan utama:
Jangan terlalu mencari kenyamanan di dunia hingga melupakan perjuangan untuk akhirat.
Dalil-Dalil Pendukung
1. Surga dibayar dengan kesungguhan
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُم
“Apakah kalian mengira akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (ujian) seperti yang dialami orang-orang sebelum kalian?” (QS. Al-Baqarah: 214)
Penjelasan:
Surga tidak murah. Ia harus diperjuangkan dengan kesabaran, kesulitan, dan ujian.
2. Jalan surga dikelilingi dengan hal yang tidak disukai
Rasulullah ﷺ bersabda:
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ، وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
“Surga itu dikelilingi oleh perkara-perkara yang tidak menyenangkan (bagi hawa nafsu), dan neraka dikelilingi oleh syahwat.” (HR. Bukhari no. 6487, Muslim no. 2822)
Penjelasan:
Untuk menuju surga, seseorang harus menahan diri, berlelah-lelah, dan meninggalkan kesenangan sesaat yang menjerumuskan.
3. Orang beriman lelah di dunia, istirahat di akhirat
إِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
“Sesungguhnya kalian akan disempurnakan balasannya pada hari kiamat. Maka siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surga, sungguh dia telah beruntung.” (QS. Ali ‘Imran: 185)
Penjelasan:
Balasan dan istirahat yang sejati bukan di dunia, tapi di akhirat.
4. Para salaf mencontohkan semangat beramal
Ibnul Mubarak berkata:
“Berapa banyak amal kecil menjadi besar karena niat, dan berapa banyak amal besar menjadi kecil karena niat.” (Jami’ ‘Ulum wal Hikam)
Para ulama terdahulu rela letih siang dan malam demi ilmu, ibadah, dan dakwah — karena mereka yakin:
“Letih di dunia, istirahat di akhirat.”
Kesimpulan
- Dunia adalah tempat berjuang, bukan tempat bersantai.
- Letih dalam ketaatan kepada Allah adalah kenikmatan yang hakiki, karena hasilnya adalah Surga Firdaus.
- Semakin seseorang menahan diri dari hawa nafsu dan bersabar dalam ibadah, semakin tinggi derajatnya di sisi Allah.
- Jangan tertipu dengan kenyamanan sesaat di dunia, sebab kenikmatan yang kekal hanya ada di akhirat.
Sumber Referensi
- Ibnul Jauzi, Al-Mawaizh, hal. 157
- QS. Al-Baqarah: 214
- QS. Ali ‘Imran: 185
- HR. Bukhari no. 6487, Muslim no. 2822
- Ibn Rajab, Jami’ ‘Ulum wal Hikam
- Tafsir Ibn Katsir


Leave a Reply